Qul a’uudzubirrobbi ‘nnaas.
Dalam Surat An Naas, Alloh berfirman, “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan
Manusia”. Betul, aku berlindung kepada Tuhan yang menciptakan manusia dari
saripati angin, yang daripadanya tercipta nafas, yang dengannya aku hidup. Dari
saripati air yang darinya tercipta sumsum, yang darinya aku hidup. Dari saripati
api, yang darinya tercipta darah, yang dengannya aku hidup. Dari saripati
tanah, yang darinya tercipta kulit, daging yang dengannya itu pula aku hidup...
Maliki ‘nnaas.. “Raja
manusia”. Aku berlindung kepada ALLOH yang Merajai manusia. Aku taklukkan yang
bergerak dan yang tidak bergerak atas IdzinNYA. Terhadap hamba hambaNYA yang takluk
dan berserah diri. Tuhan memerdekakan mereka dari rasa takut dan sedih. Tuhan,
yang Merajai manusia lebih tahu tentang hamba hambaNYA daripada diri hamba itu
sendiri. DIA Maha TAHU segala sesuatu. Tuhan, yang merajai manusia, memilih
hamba hambaNYA sebagai pemimpin bagi diri mereka sendiri dan pemimpin di muka
bumi.
Ilaahi ‘nnaas...”
Sesembahan manusia” aku berlindung kepada ALLOH ; Tuhan manusia, Raja manusia,
sesembahan manusia. Alloh adalah Tuhan dan akulah makhluk. ALLOH adalah Raja
dan akulah taklukkan. ALLOH adalah sesembahan dan akulah hamba. Aku berlindung
kepada ALLOH dari keburukan sifat makhluk yang ingkar, taklukan yang melawan,
dan hamba yang memberontak. ALLOH lah yang mengeluarkan manusia dari mulut
rahim ibunya tanpa bisa apa apa lalu memberi pendengaran, penglihatan, akal
budi. Sebagai makhluk, taklukkan, dan hamba, Selayaknya aku berlindung kepada
Tuhan, Raja dan Sesembahan dari keburukan, kelemahan dan kelalaianku....
Min syarri ‘lwaswaasi ‘lkhonnaas..” “Aku
berlindung dari kejahatan musuh yang nyata namun tersembunyi”. Musuh itu dari dalam diri. Dari keburukan
yang bersembunyi dalam kebaikan. Dari kehinaan yang bersembunyi dalam
kemuliaan. Musuh itu dari dalam diri. Dari kenistaan yang bersembunyi dalam
kehormatan. Dari ketamakan yang bersembunyi dalam kemurahan.. Menjadikan tak
jelas lagi dimana antara Kesejatian dan mana kepalsuan. Antara ketulusan dan
mana keserakahan... yang menjadikan tidak jelas antara kesungguhan dan mana
kebatilan... dan antara keikhlasan dengan keterpaksaan....
Alladzii yuwaswisu fii suduurinnaas.. “
yaitu yang membisikan (kejahatan) kedalam dada manusia”. Kepada Tuhan segala
makhluk, yang mengilhami KEFASIKAN
dan KETAQWAAN, kepada jiwa para
manusia. Kepada Tuhan segala kejadian, aku berlindung dari dosa dan pahala yang
menyekutukan ALLOH dengan upaya dan pamrih manusia. Sungguh,
yang dibisikkan ke dada para manusia adalah prasangka. Darinya muncul Benci dan
Cinta yang dari keduanyalah FASIK dan TAQWA.
Minnal jinnati wannaas.. “(Pembisik
kejatahan itu) dari Golongan Jin dan Manusia”... Aku berlindung kepada MU Ya
Tuhan, Raja, Sesembahan, dari golongan para JIN dan para MANUSIA KEPARAT
yang membisikkan tipu daya ke dadaku. Sesungguhnya tidaklah ALLOH menciptakan
jin dan manusia selain untuk beribadah, maka sudah sepatutnyalah kami
berlindung kepada ALLOh dari Godaan syetan, yang menjelma menjadi bayangan bagi
nafsu, sehingga tidak mudah membedakan
mana dia dan aku. Aku perlindung padaMU Yaa ALLOH, dari para malaikat,
dari pencatatannya yang membuatku menghitung laba dan pahala dari segala
tindakanku.
Aku
berlindung padaMU YA ALLOH, dari segala sesuatu dan yang meliputi segala
sesuatu.Dia tidak de depan, tidak dibelakang, tidak di kiri, tidak di kanan. Tidak
pula di dalam, di luar, ataupun di atas maupun di bawah.
Yaa
ALLOH, engkaulah yang menciptakanku. Karena aku bukanlah utara, selatan, timur
ataupun barat. Aku hanyalah hambamu. Aku bukan arah bagi diriku. Aku tepat
berada pada diriku sendiri. Akulah penentu segala penjuru. Aku berlindung
padaMU YA ALLOH... karna Engkaulah Tuhanku, Rajaku, Sesembahanku. Dan karna aku
makhlukMU, taklukanMU dan hambaMU...
Gunung Jabalkat, Bayat
Klaten
Jum’at 13 September
2013
0 comments:
Post a Comment